Rabu, 27 Februari 2013

Jiwa

JIWA



Kata-kata bahasa aslinya (Ibr., ne

fes [נֶפֶשׁ]; Yn., psy·khe [ψυχή]), sebagaimana digunakan dalam Tulisan-Tulisan Kudus, memperlihatkan bahwa ”jiwa” adalah seseorang, seekor binatang, atau kehidupan yang dinikmati seseorang atau seekor binatang.

Sehubungan dengan konotasi kata Inggris ”soul” (Ind., ”jiwa”), kebanyakan orang memiliki konsep yang tidak selaras dengan makna kata Ibrani dan kata Yunani yang digunakan oleh para penulis Alkitab yang terilham. Hal ini semakin diakui secara luas. Lama berselang, pada tahun 1897, dalam Journal of Biblical Literature (Jil. XVI, hlm. 30), Profesor C. A. Briggs, sebagai hasil sebuah analisis yang terperinci tentang penggunaan ne

fes, mengatakan, ”Sekarang ini, penggunaan kata jiwa dalam bahasa Inggris biasanya mengandung makna yang sangat berbeda dengan נפש [nefes] dalam bahasa Ibrani, dan pembaca yang tidak teliti cenderung menyalahartikannya.”

ROH

ROH



Kata Yunani pneu

ma (roh) berasal dari pneo, yang artinya ”bernapas atau mengembus”, dan kata Ibrani ruakh (roh) konon berasal dari kata dasar yang memiliki arti yang sama. Oleh karena itu, ruakh dan pneuma, pada dasarnya berarti ”napas” tetapi memiliki arti yang lebih luas daripada makna dasarnya ini. (Bdk. Hab 2:19; Pny 13:15.) Kedua kata itu juga bisa berarti angin; tenaga atau daya kehidupan dalam makhluk hidup; semangat seseorang; pribadi roh, termasuk Allah dan malaikat-malaikat-Nya; dan tenaga aktif, atau roh kudus Allah. (Bandingkan Lexicon in Veteris Testamenti Libros karya Koehler dan Baumgartner, Leiden, 1958, hlm. 877-879; Hebrew and English Lexicon of the Old Testament karya Brown, Driver, dan Briggs, 1980, hlm. 924-926; Theological Dictionary of the New Testament, diedit oleh G. Friedrich, diterjemahkan oleh G. Bromiley, 1971, Jil. VI, hlm. 332-451.) Semua arti ini mempunyai kesamaan: Semuanya menunjuk kepada sesuatu yang tidak kelihatan oleh mata manusia dan yang memberikan bukti adanya tenaga yang bergerak. Tenaga yang tidak kasatmata tersebut dapat menghasilkan sesuatu yang kelihatan.

Minggu, 24 Februari 2013

Apakah kehidupan abadi itu memang mungkin ?

Apakah
Kehidupan Abadi Itu Memang Mungkin?
”Guru, kebaikan apa yang harus kulakukan untuk memperoleh kehidupan abadi?”—MATIUS 19:16.

RAJA Xerxes I dari Persia, yang di dalam Alkitab dikenal sebagai Ahasyweros, sedang menginspeksi pasukannya sebelum maju bertempur pada tahun 480 SM. (Ester 1:1, 2) Menurut sejarawan Yunani, Herodotus, sang raja menitikkan air mata sewaktu ia memeriksa pasukannya. Mengapa? ”Saya merasa sedih,” kata Xerxes, ”bila merenungkan singkatnya masa hidup manusia. Karena dari semua pria ini, tidak seorang pun akan hidup seratus tahun lagi.” Barangkali, saudara pun telah memperhatikan bahwa kehidupan ini begitu singkat dan bahwa tidak seorang pun ingin menjadi tua, sakit, dan mati. Ah, seandainya saja kita dapat menikmati hidup ini dalam kebahagiaan dan kesehatan seperti layaknya seorang pemuda!—Ayub 14:1, 2.

Berapa lama manusia bisa hidup ???

Berapa
Lama Manusia Bisa Hidup?

PADA tanggal 3 Maret 1513, penjelajah asal Spanyol Juan Ponce de León memulai suatu ekspedisi yang terkenal. Ia berlayar dari Puerto Riko dengan harapan mencapai Pulau Bimini. Menurut legenda, ia mencari sumber air ajaib—Mata Air Awet Muda. Tetapi, ia berlabuh di tempat yang sekarang adalah negara bagian Florida, AS. Tentu saja, ia tidak pernah menemukan mata air yang memang tidak ada itu.

Dewasa ini, manusia pada umumnya hidup tidak lebih dari 70 atau 80 tahun. Meskipun Alkitab mencatat orang-orang yang jangka hidupnya jauh lebih panjang, 2002 Guinness Book of World Records mengatakan bahwa usia orang yang paling tua adalah 122 tahun dan 164 hari. (Kejadian 5:3-32) Tetapi, pakar etika-biologi John Harris mengatakan, ”Riset modern kini memperlihatkan bahwa ada kemungkinan untuk mencapai masyarakat yang bisa mengelakkan usia tua—bahkan kematian.” Sejumlah peneliti abad ke-21 berbicara tentang ”kekekalan yang boleh dikatakan telah dicapai”, ”tak terbatasnya jangka hidup manusia mulai tahun 2099”, ”suatu kemampuan untuk memiliki perkembangbiakan sel yang kekal”, dan semacamnya.

Sel tak berkematian

Mengapa
Kita Menjadi Tua dan Mati?

”JIKA bukan karena penemuan bahwa perubahan usia terjadi di dalam sel-sel individu,” demikian pengakuan Dr. Leonard Hayflick, ”kita tidak akan tahu lebih banyak sekarang mengenai penyebab dasar dari penuaan dibandingkan dengan apa yang kita ketahui seabad yang lalu.” Sebenarnya, ia mengatakan, ”Kita tidak mengetahui alasan yang tepat mengapa penuaan harus terjadi.”

Percobaan-percobaan laboratorium yang dilakukan kira-kira 30 tahun yang lalu menyingkapkan bahwa bila sel-sel yang normal dari manusia yang diambil dari janin dibiakkan di bawah kondisi terbaik, kematian akan terjadi setelah sel-sel tersebut membelah diri sebanyak kira-kira 50 kali. Di lain pihak, sel-sel yang diambil dari orang yang sangat tua membelah diri hanya antara dua dan sepuluh kali sebelum sel-sel itu mati. Jadi, buku National Geographic Society The Incredible Machine menyatakan, ”Bukti hasil percobaan mendukung gagasan bahwa kematian sudah diprogram dalam diri kita masing-masing pada saat dilahirkan.”

Bagaimana alam asemesta dan kehidupan bermula ?

Bagaimana
Alam Semesta dan Kehidupan Bermula?
”Sains akan pincang tanpa agama, dan agama akan buta tanpa sains.”—Albert Einstein.

MASA kita ini adalah masa terjadinya banyak sekali hal menakjubkan yang tidak pernah ada sebelumnya. Berbagai penemuan baru dari luar angkasa memaksa para astronom untuk merevisi pandangan mereka tentang asal mula alam semesta kita. Banyak orang terpesona oleh ketertiban alam semesta dan mengajukan berbagai pertanyaan klasik yang terkait dengan keberadaan kita: Bagaimana alam semesta dan kehidupan bermula dan mengapa?

Bahkan, kalau kita melihat ke arah lain—ke dalam diri kita—pemetaan kode genetis manusia yang dilakukan baru-baru ini menimbulkan pertanyaan: Bagaimana beragam bentuk kehidupan tercipta? Dan siapa, jika ada, yang menciptakannya? Kerumitan yang luar biasa dari cetak biru genetis kita menggerakkan seorang presiden Amerika untuk berkata bahwa ”kita sedang belajar bahasa yang Allah gunakan untuk menciptakan kehidupan”. Salah seorang ilmuwan kepala yang terlibat dalam penguraian kode genetis tersebut dengan rendah hati menyatakan, ”Kita baru melihat sekilas buku panduan kita sendiri, yang sebelumnya hanya diketahui oleh Allah.” Namun, pertanyaannya tetap belum terjawab—bagaimana dan mengapa?

Menguraikan Genetika manusia

Menguraikan
Genetika Manusia
OLEH KORESPONDEN SEDARLAH! DI INGGRIS

”PROYEK ’sains besar-besaran’ pertama dalam bidang biologi”, yang keenam dari ”tujuh keajaiban dunia modern”—kedua istilah ini merupakan gambaran tentang Proyek Genom Manusia, suatu upaya internasional untuk menguraikan manusia! Apakah genom itu? Ini adalah jumlah keseluruhan dari susunan genetika Anda, sebagian diwarisi dari ayah Anda dan sebagian lagi dari ibu Anda tetapi sekarang secara unik menjadi milik Anda.

Pakar genetika bernama Sir Walter Bodmer dan Robin McKie menjuluki proyek genom tersebut sebagai ”Kitab Manusia”. Tetapi membacanya bukanlah pekerjaan yang mudah. ”Seperangkat buku pedoman yang lebih penting tidak akan pernah ditemukan oleh umat manusia,” kata James Watson, salah seorang ilmuwan yang mendapat penghargaan karena menemukan struktur molekul DNA [bahasa Indonesia: ADN (Asam Deoksiribo Nukleat)] yang sekarang terkenal. ”Bila akhirnya diinterpretasikan,” katanya, ”pesan-pesan genetika yang dikodekan dalam molekul-molekul ADN kita akan menyediakan jawaban-jawaban utama bagi materi kimia pendukung dari keberadaan manusia.”

Mencari Gen "kekekalan "

Mencari
Gen ”Kekekalan”

BANYAK peradaban mempunyai dongeng atau fabel yang berupaya menjelaskan mengapa manusia mati. Di Afrika, misalnya, salah satu legenda mengisahkan bahwa Allah mengutus seekor bunglon untuk membawakan kekekalan bagi manusia, tetapi ia berjalan begitu lambat sehingga kadal lain, yang membawakan berita kematian, tiba lebih dahulu. Manusia yang naif itu telanjur menerima berita sang kadal sehingga ia tidak jadi menerima kekekalan.

Selama berabad-abad, para filsuf berupaya menjawab pertanyaan: Mengapa manusia mati? Pada abad keempat SM, filsuf Yunani Aristoteles mengajarkan bahwa kelangsungan hidup manusia bergantung pada kesanggupan tubuh untuk menyeimbangkan antara panas dan dingin. Ia mengatakan, ”Kematian selalu disebabkan oleh kekurangan panas.” Di pihak lain, Plato mengajarkan bahwa manusia mempunyai jiwa yang tak berkematian yang tetap hidup setelah tubuh mati.

Pencarian akan masyarakat sempurna.

Pencarian
akan Masyarakat Sempurna

PASTI menakjubkan rasanya kalau kita berada di suatu dunia yang lebih baik, yang dipenuhi dengan orang-orang yang bebas dari rasa sakit, penyakit, dan cacat! Suatu masyarakat global tanpa kejahatan atau pertikaian. Suatu keluarga manusia tanpa kematian.

Yang jelas, untuk mencapai tujuan demikian, harus ada penyesuaian besar-besaran pada umat manusia sendiri. Gagasan-gagasan tentang cara memperbaiki ras manusia bukanlah hal baru. Sekitar 2.300 tahun yang lalu, filsuf Yunani bernama Plato menulis, ”Yang terbaik dari setiap jenis kelamin harus dipasangkan dengan yang terbaik sesering mungkin, dan yang terburuk dengan yang terburuk sejarang mungkin.” Akan tetapi, baru belakangan ini ada upaya yang sungguh-sungguh untuk meningkatkan mutu keluarga manusia. Ilmu ini disebut eugenika.

Upaya mencapai panjang umur.

Upaya
Mencapai Umur Panjang

UPAYA mencapai umur panjang sudah hampir sama tuanya dengan kehidupan itu sendiri. Jadi tidaklah mengherankan jika sejarah, purba maupun modern, dipenuhi dengan cerita dan dongeng mengenai orang-orang yang mencari rahasia untuk panjang umur.

Misalnya, menurut sejarah romantis, penjelajah Spanyol Juan Ponce de León ingin mencari sumber air keremajaan ketika ia membuat perjalanan ke utara dari Puerto Rico pada tahun 1513. Namun orang-orang sezamannya menyatakan bahwa perjalanannya bertujuan mencari budak-budak dan suatu negeri baru. Ia menemukan, bukan sumber air untuk memulihkan keremajaan, melainkan apa yang kini disebut Florida. Meskipun demikian, dongeng tersebut tetap ada.

Melihat lebih ke belakang lagi dalam sejarah, cerita kepahlawanan dari Akadia mengenai Gilgamesh, yang diambil dari lempengan-lempengan tanah liat dari sebelum abad ke-18 S.M., mengisahkan bagaimana Gilgamesh dihantui perasaan takut mati setelah sahabatnya Enkidu meninggal. Kisah itu menuturkan perjalanan dan upayanya yang keras namun sia-sia dalam mencari keabadian hidup.

meng klone binatang yg telah punah ?


Terperangkap
dalam Tetesan Emas
OLEH PENULIS SEDARLAH! DI REPUBLIK DOMINIKA

SEEKOR semut berlari di sepanjang batang pohon, tidak sadar akan bahaya yang mengancam. Tiba-tiba, salah satu kakinya terjebak, lalu kaki yang satunya lagi, sampai akhirnya si semut terperangkap dalam resin yang seperti madu pada pohon itu. Satu lagi tetesan berwarna emas jatuh dan si semut pun tenggelam di dalamnya. Mustahil baginya untuk meloloskan diri. Akhirnya, benda lengket yang berisi semut itu jatuh ke tanah. Air hujan menyapu semut yang terkurung itu ke sungai, tempat ia akhirnya terkubur dalam endapan lumpur. Ribuan tahun kemudian, si semut ditemukan, terawetkan secara sempurna dalam tetesan emas. Resin itu telah mengeras menjadi batu ambar—salah satu harta manusia yang paling berharga.

Seberapa banyak yang kita ketahui tentang batu ambar? Dapatkah batu ambar dan serangga yang terkubur di dalamnya memberi tahu kita sesuatu tentang masa lalu? Apakah batu ini punya kunci untuk menciptakan kembali bentuk kehidupan yang telah lama punah?

Dapatkah DNA tertulis dengan sendirinya ?

Pertimbangkan
Buktinya

ANDA sedang berada di pulau terpencil dan tak berpenghuni. Selagi berjalan menyusuri pantainya, Anda melihat ”John 1800” terpahat pada sebuah batu besar. Apakah Anda beranggapan bahwa karena pulau itu terasing dan tak berpenghuni, pahatan itu pasti terbentuk oleh angin atau erosi? Tentu saja tidak! Anda menyimpulkan dengan tepat bahwa ada orang yang memahatnya. Mengapa? Salah satu alasannya, suatu rangkaian huruf dan angka yang jelas—bahkan jika itu dalam bahasa asing—tidak muncul dengan sendirinya. Kedua, pernyataan itu mengandung informasi yang bermakna, yang menunjukkan adanya sumber yang cerdas.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita berhadapan dengan informasi yang dikodekan dalam banyak bentuk—seperti huruf Braille atau abjad biasa, juga diagram, not musik, kata-kata lisan, isyarat tangan, sinyal radio, dan program komputer yang mencakup kode biner, yakni sistem bilangan berbasis nol dan satu. Hampir segala hal bisa menjadi media penyampaian informasi—mulai dari cahaya, gelombang radio, hingga kertas dan tinta. Yang pasti, informasi yang bermakna selalu dikaitkan dengan sumber yang cerdas. Namun, tidak demikian halnya jika informasinya terdapat dalam sebuah sel hidup. Para evolusionis mengatakan bahwa informasi demikian muncul begitu saja atau, entah bagaimana, tertulis dengan sendirinya. Benarkah demikian? Pertimbangkan buktinya.

Jumat, 15 Februari 2013

Darah

DARAH



Cairan yang sungguh menakjubkan yang mengalir dalam sistem peredaran darah manusia dan kebanyakan binatang bersel banyak; dalam bahasa Ibrani, dam, dan dalam bahasa Yunani, hai

ma. Darah mengalirkan makanan dan oksigen ke seluruh bagian tubuh, mengangkut limbah, dan sangat berperan dalam melindungi tubuh terhadap infeksi. Komposisi kimiawi darah sedemikian rumitnya sehingga ada begitu banyak hal yang masih belum diketahui oleh para ilmuwan.

Dalam Alkitab, jiwa dikatakan ada di dalam darah karena darah begitu erat kaitannya dengan proses kehidupan. Firman Allah mengatakan, ”Karena jiwa makhluk ada di dalam darahnya, dan aku sendiri telah menaruhnya di atas mezbah bagi kamu untuk mengadakan pendamaian bagi jiwa-jiwamu, sebab darah itulah yang mengadakan pendamaian dengan perantaraan jiwa yang ada di dalamnya.” (Im 17:11) Karena alasan yang sama, tetapi dalam kaitan yang lebih langsung, Alkitab mengatakan, ”Jiwa dari segala jenis makhluk adalah darahnya.” (Im 17:14) Jelaslah, Firman Allah menganggap kehidupan dan juga darah sebagai sesuatu yang suci.

Neraka--Apakah memang ada ???

“Neraka”—Apakah
Memang Ada?

JUTAAN orang diajar oleh agama mereka bahwa “neraka” adalah suatu tempat siksaan kekal, dan bahwa orang-orang jahat pergi ke sana. Menurut Encyclopædia Britannica, “Gereja Katolik Roma mengajarkan bahwa neraka . . . ada untuk selama-lamanya; penderitaan di dalamnya tidak akan berakhir.” Ajaran Katolik ini, kata ensiklopedi itu selanjutnya, “masih dipertahankan oleh banyak kelompok Protestan yang konservatif.” Agama Hindu, Budha dan Islam juga mengajarkan bahwa neraka adalah suatu tempat siksaan. Tidak heran mengapa orang-orang yang diajar mengenai hal ini sering mengatakan bahwa jika neraka itu tempat yang sedemikian buruknya, mereka tidak ingin membicarakannya.

2
Hal ini menimbulkan pertanyaan: Apakah Allah Yang Mahakuasa menciptakan tempat siksaan demikian? Bagaimana pandangan Allah ketika orang-orang Israel, yang mengikuti contoh orang-orang yang hidup di dekat mereka, mulai membakar anak-anak mereka dalam api? Ia menjelaskan dalam firman-Nya: “Mereka telah mendirikan bukit pengorbanan yang bernama Tofet di Lembah Ben-Hinom untuk membakar anak-anaknya lelaki dan perempuan, suatu hal yang tidak pernah Kuperintahkan dan yang tidak pernah timbul dalam hatiKu.”—Yeremia 7:31.

Orang kaya dan Lazarus

Orang
Kaya Dalam Hades

SEBAB Hades hanyalah kuburan umum umat manusia yang telah mati, mengapakah Alkitab me-nyebut2 seorang kaya yang mengalami siksaan dalam api Hades? Tidakkah ini memperlihatkan bahwa Hades, atau paling tidak sebagian dari Hades, memang suatu tempat api siksaan?

Dengan cepat guru2 api neraka menyebut catatan ini sebagai bukti yang jelas bahwa memang ada neraka siksaan yang tersedia bagi orang2 jahat. Tetapi, dengan berbuat demikian mereka meremehkan pernyataan Alkitab yang demikian jelas dan ber-ulang2, ”Maka jiwa yang berdosa itu juga akan mati!” (Yehezkiel 18:4, 20, Klinkert) Dan, ”Orang yang mati tak tahu apa2.” (Pengkhotbah 9:5) Sudah jelas pernyataan2 ini tidak menunjang gagasan penyiksaan atas ”jiwa2 yang mati” di api neraka.

Karena itu ajaran Alkitab tentang keadaan orang2 mati membuat banyak pendeta Susunan Kristen jadi kebingungan. Justru buku yang mereka akui sebagai dasar ajaran2 mereka, Alkitab, bertentangan dengan doktrin2 mereka. Namun, sadar sepenuhnya atau tidak, mereka merasa terpaksa pergi kepada Alkitab untuk merenggutkan sesuatu guna membuktikan pendirian mereka. Ini telah membutakan mereka maupun orang2 lain terhadap kebenaran. Seringkali ini dilakukan dengan sengaja.

Selasa, 12 Februari 2013

Hasil karya ini ---apa penyebabnya.


5.HASIL KARYA INI-----APA PENYEBABNYA

oleh Dimas pada 24 September 2010 pukul 19:50 ·
Penemuan ilmiah modern memberikan berlimpah bukti yang meyakinkan bahwa jagat raya maupun kehidupan di bumi memiliki suatu permulaan. Apa penyebab permulaan ini ? Setelah mempelajari bukti2 yang ada, banyak orang menyimpulkan bahwa pasti ada Penyebab Awal.Meskipun demikian, mereka mungkin enggan menganggap Penyebab ini sebagai suatu pribadi. Keengganan untuk berbicara tentang Pencipta merupakan sikap beberapa ilmuwan.
Misalnya, Albert Einstein yakin bahwa jagat raya memiliki suatu permulaan, dan ia meyatakan hasratnya "untuk mengetahui bagaimana Allah menciptakan dunia ini ".Namun Einstein tidak mengakui kepercayaan akan suatu pribadi "Allah; ia berbicara tentang, perasaan religius yang berhubungan dengan kosmos, yang tidak mengenal dogma maupun konsep Allah yang dianggap memiliki citra manusia". Demikian pula ,penerima hadiah nobel, seorang ahli kimia bernama Kenichi fukui, menyatakan kepercayaan akan suatu kerangka besar di jagat raya. Ia mengatakan bahwa "mata rantai dan kerangka dan kerangka besar ini mungkin dinyatakan dengan kata2 "Mutlak" atau "Allah". Namun, ia menjulukinya sebagai "keganjilan alam".

Bagaimana asal mula kehidupan ?

Bagaimana Asal Mula Kehidupan ?

oleh Dimas pada 16 September 2010 pukul 2:43 ·

Bumi kita penuh dengan kehidupan.Dari kutub Utara yang bersalju sampai ke hutan hujan tropis Amazon, dari gurun Sahara sampai ke rawa Everglades, dari dasar lauttan yang gelap sampai puncak gunung yang cemerlang--- dimana mana ada kehidupan.Dan kehidupan sarat dengan potensi yang akan membuat kita takjub.
Kehidupan ada dalam berbagai jenis, ukuran,dan kuantitas yang tidak terbayangkan.Satu juta species serangga mendegung dengung dan mengeliat -geliat di planet kita. Dalam perairan di sekitar kita, lebih dari 20.000 species ikan berenang , ada yang sekecil butiran beras,yang lain sepanjang truk.Sedikit dikitnya 350.000 species tanaman--ada yang aneh, namun kebanyakan mengagumkan--menghiasi tanah.Dan lebih dari 9.000 species burung terbang di angkasa.Mahluk2 ini,termasuk manusia, membentuk panorama dan simponi yang kita sebut sebagai kehidupan.

Minggu, 10 Februari 2013

Apakah Alkitab Firman Allah?

 

”Segenap Tulisan Kudus diilhamkan Allah dan bermanfaat untuk mengajar, untuk menegur, untuk meluruskan perkara-perkara, untuk mendisiplin dalam keadilbenaran, agar abdi Allah menjadi cakap sepenuhnya, diperlengkapi secara menyeluruh untuk setiap pekerjaan yang baik.”2 TIMOTIUS 3:16, 17.
PERNYATAAN rasul Paulus di atas sungguh menonjolkan unggulnya nilai Alkitab! Tentu saja, yang ia maksud khususnya adalah bagian Alkitab yang tersedia pada zamannya—yang kadang-kadang disebut Perjanjian Lama. Namun pada prinsipnya, kata-katanya juga berlaku untuk ke-66 buku Alkitab, termasuk tulisan murid-murid Yesus yang setia pada abad pertama M.

Apakah Alkitab Buku yang Berisi Pemikiran Manusia?

 

Jawaban Alkitab

Alkitab memang banyak memuat perkataan yang bijak. Namun, perhatikan apa yang Alkitab sendiri nyatakan, ”Segenap Tulisan Kudus diilhamkan Allah.” (2 Timotius 3:16) Ada banyak bukti yang mendukung pernyataan itu. Perhatikan hal-hal berikut:
  • Belum pernah ada yang berhasil menyanggah keakuratan sejarah dalam Alkitab.
  • Para penulis Alkitab adalah orang-orang jujur yang menulis dengan tulus. Keterusterangan itu membuat nada kebenaran nyata dalam tulisan mereka.
  • Alkitab memiliki satu tema utama: membenarkan hak Allah untuk memerintah manusia dan mewujudkan kehendak-Nya melalui Kerajaan surgawi-Nya.
  • Walau ditulis ribuan tahun silam, Alkitab tidak memuat gagasan ilmiah yang keliru, yang umum diterima pada zaman dahulu.
  • Bukti-bukti dalam catatan sejarah meneguhkan bahwa nubuat, atau ramalan, Alkitab telah menjadi kenyataan.




CARI TAHU LEBIH BANYAK