”Segenap Tulisan Kudus diilhamkan Allah dan bermanfaat untuk mengajar, untuk menegur, untuk meluruskan perkara-perkara, untuk mendisiplin dalam keadilbenaran, agar abdi Allah menjadi cakap sepenuhnya, diperlengkapi secara menyeluruh untuk setiap pekerjaan yang baik.”
PERNYATAAN rasul Paulus di atas sungguh menonjolkan unggulnya nilai Alkitab! Tentu saja, yang ia maksud khususnya adalah bagian Alkitab yang tersedia pada zamannya
Perubahan Sikap terhadap Alkitab
Akan tetapi, belakangan ini kepercayaan pada wewenang Alkitab telah memudar. ”Secara teoretis,” kata buku The World’s Religions, ”semua orang Kristen [masih] menerima Alkitab sebagai pedoman, untuk membimbing tindakan mereka maupun membentuk kepercayaan mereka.” Namun pada prakteknya, tidak demikian halnya. Bagi banyak orang, Alkitab kini tak lebih dari ”tradisi manusia yang tak bisa diandalkan”. Meskipun mengakui bahwa para penulis Alkitab adalah orang-orang yang sangat beriman, mereka menganggap para penulis itu hanyalah manusia yang tidak sempurna yang berupaya menjelaskan kebenaran rohani yang dalam tetapi tidak mempunyai pengetahuan dan pencerahan sebanyak yang kita miliki sekarang.
Pada kenyataannya, sangat sedikit orang dewasa ini yang benar-benar menggunakan Alkitab sebagai pembimbing pikiran dan tindakan mereka. Misalnya, seberapa sering Anda mendengar orang-orang mengatakan bahwa standar moral Alkitab sudah ketinggalan zaman dan tidak praktis lagi? Banyak orang dengan sesukanya mengencerkan hukum dan prinsip Alkitab
Mengapa demikian? Di awal abad ke-20, arkeolog Sir Charles Marston, dalam bukunya The Bible Is True, menyebutkan salah satu alasannya. Ia mengatakan bahwa orang-orang terlalu cepat ”menerima mentah-mentah banyak spekulasi para penulis modern” yang menyerang integritas, atau kebenaran, Alkitab. Itukah yang juga terjadi dewasa ini? Bagaimana hendaknya Anda memandang pendapat dan teori para pakar yang merongrong kepercayaan akan Alkitab? Perhatikanlah apa yang dikatakan artikel berikut tentang hal ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar