Rabu, 20 Maret 2013
PERJAMUAN MALAM TUAN
Perjamuan harfiah
yang diadakan untuk mengingat kembali kematian Tuan Yesus Kristus; jadi, suatu
peringatan untuk kematiannya. Ini adalah satu-satunya peristiwa yang
diperintahkan Alkitab untuk diperingati orang Kristen, dan dengan tepat disebut
”Peringatan” atau kadang-kadang disebut ”perjamuan Tuhan”.—1Kor 11:20, TB.
Penetapan
Perjamuan Malam Tuan dilaporkan oleh dua rasul yang menjadi saksi mata dan juga
pesertanya, yaitu Matius dan Yohanes. Markus dan Lukas, sekalipun tidak hadir
pada peristiwa itu, menuliskan perinciannya. Sewaktu memberikan petunjuk kepada
sidang Korintus, Paulus memberikan penerangan tentang beberapa fiturnya.
Sumber-sumber itu memberi tahu kita bahwa, pada malam sebelum kematiannya,
Yesus bertemu dengan murid-muridnya di sebuah kamar atas yang besar untuk
merayakan Paskah. (Mrk 14:14-16) Matius melaporkan, ”Seraya mereka melanjutkan
makan, Yesus mengambil roti dan, setelah mengucapkan berkat, ia
memecah-mecahkannya dan sambil memberikannya kepada murid-murid, ia mengatakan,
’Ambil, makanlah. Ini mengartikan tubuhku.’ Juga, ia mengambil sebuah cawan dan
setelah mengucapkan syukur, ia memberikannya kepada mereka, sambil mengatakan,
’Minumlah dari cawan ini, kamu semua; sebab ini mengartikan ”darah
perjanjianku”, yang akan dicurahkan demi kepentingan banyak orang untuk
pengampunan dosa. Tetapi aku mengatakan kepadamu: Mulai saat ini aku tidak akan
meminum apa pun dari hasil tanaman anggur ini sampai hari itu pada waktu aku
meminum yang baru bersamamu dalam kerajaan Bapakku.’ Akhirnya, setelah
menyanyikan puji-pujian, mereka pergi ke Gunung Zaitun.”—Mat 26:17-30; Mrk
14:17-26; Luk 22:7-39; Yoh 13:1-38; 1Kor 10:16-22; 11:20-34.
Waktu Penetapannya.
Paskah selalu dirayakan pada tanggal 14 Nisan (Abib), yaitu pada waktu
atau mendekati waktu bulan purnama, mengingat bahwa hari pertama pada setiap
bulan (bulan kamariah) menurut kalender Yahudi merupakan hari bulan baru,
seperti yang ditentukan menurut pengamatan mata. Maka hari ke-14 pada setiap
bulan jatuh kira-kira pada pertengahan periode kamariah. Tanggal kematian Yesus
seperti diperlihatkan dalam artikel YESUS KRISTUS (Waktu kematiannya) jatuh
pada tanggal 14 Nisan 33 M. Sehubungan dengan hari kematiannya
menurut kalender Gregorius, perhitungan astronomis menunjukkan terjadinya gerhana
bulan pada hari Jumat tanggal 3 April 33 M (kalender Julius), yang
adalah hari Jumat tanggal 1 April dalam kalender Gregorius. (Canon of Eclipses
karya Oppolzer, diterjemahkan oleh O. Gingerich, 1962, hlm. 344)
Gerhana bulan selalu terjadi pada waktu bulan purnama. Bukti ini dengan jelas
menunjukkan bahwa tanggal 14 Nisan 33 M jatuh pada hari Kamis-Jumat,
tanggal 31 Maret–1 April 33 M, menurut kalender Gregorius.
Yesus merayakan
perjamuan Paskah-nya yang terakhir pada malam sebelum kematiannya dan kemudian
menetapkan Perjamuan Malam Tuan. Tepat sebelum perjamuan Peringatan dimulai,
Yudas si pengkhianat disuruh keluar, dan pada waktu itu, menurut catatan, ’hari
sudah malam’. (Yoh 13:30) Karena satu hari, menurut kalender Yahudi, dihitung
mulai pada waktu petang sampai petang keesokan harinya, Perjamuan Malam Tuan
dirayakan juga pada tanggal 14 Nisan, yaitu pada hari Kamis petang,
tanggal 31 Maret.—Lihat HARI.
Seberapa Sering Harus
Diperingati. Menurut Lukas dan Paulus, ketika menetapkan Peringatan
kematiannya, Yesus mengatakan, ”Teruslah lakukan ini sebagai peringatan akan
aku.” (Luk 22:19; 1Kor 11:24) Dari kata-kata tersebut, secara masuk akal dapat
disimpulkan bahwa Yesus ingin agar para pengikutnya merayakan Perjamuan Malam
Tuan setahun sekali, dan tidak lebih sering daripada itu. Paskah, yang diadakan
untuk memperingati pembebasan Israel oleh Yehuwa dari belenggu Mesir pada tahun
1513 SM, hanya dirayakan setahun sekali, pada tanggal terjadinya peristiwa
tersebut, yaitu 14 Nisan. Perjamuan Malam Tuan, yang juga adalah
peringatan tahunan, sepatutnya diadakan hanya pada tanggal 14 Nisan.
Paulus mengutip
kata-kata Yesus tentang cawan, ”Teruslah lakukan ini, setiap kali kamu
meminumnya, sebagai peringatan akan aku,” dan menambahkan, ”Karena setiap kali
kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu terus mengumumkan kematian Tuan,
sampai ia tiba.” (1Kor 11:25, 26) ”Setiap kali” bisa digunakan untuk
sesuatu yang dilakukan hanya setahun sekali, khususnya jika hal tersebut
dilakukan dalam kurun waktu yang lama. (Ibr 9:25, 26) Tanggal
14 Nisan adalah hari manakala Kristus menyerahkan tubuh jasmaninya sebagai
korban di tiang siksaan dan mencurahkan darah kehidupannya untuk pengampunan
dosa. Jadi, itulah hari ”kematian Tuan”, dan karena itu, peringatan kematiannya
diadakan pada tanggal tersebut.
Para peserta
perjamuan ini akan ”absen dari Tuan” dan merayakan Perjamuan Malam Tuan ”setiap
kali” sebelum mereka mati dengan setia. Kemudian, setelah mereka dibangkitkan
untuk hidup di surga, mereka akan bersama Kristus dan tidak lagi memerlukan
sesuatu yang mengingatkan mereka kepadanya. Sehubungan dengan sampai kapan
mereka harus mengadakan peringatan ini, yaitu ”sampai ia tiba”, rasul Paulus
tampaknya memaksudkan waktu manakala Kristus datang kembali dan menerima mereka
ke dalam surga melalui kebangkitan selama masa kehadirannya. Pemahaman mengenai
hal ini diperjelas oleh kata-kata Yesus kepada ke-11 rasulnya belakangan pada
malam tersebut, ”Jika aku pergi dan menyiapkan tempat bagimu, aku akan datang
kembali dan membawa kamu ke rumahku, agar di mana aku berada, kamu pun
berada.”—Yoh 14:3, 4; bdk. 2Kor 5:1-3, 6-9.
Yesus memberi tahu
murid-muridnya bahwa anggur yang diminumnya (pada Paskah ini sebelum
Peringatan) adalah hasil tanaman anggur terakhir yang diminumnya ”sampai hari
itu pada waktu aku meminum yang baru bersamamu dalam kerajaan Bapakku”. (Mat
26:29) Karena ia tidak akan minum anggur harfiah di surga, jelaslah bahwa ia
memaksudkan apa yang kadang-kadang dilambangkan oleh anggur dalam Alkitab,
yakni sukacita. Berada bersama Yesus dalam Kerajaannya merupakan hal yang
sangat mereka nanti-nantikan dengan antusias. (Rm 8:23; 2Kor 5:2) Dalam
nyanyiannya, Raja Daud menulis tentang persediaan Yehuwa berupa ”anggur yang
membuat hati manusia yang berkematian bersukacita”, dan putranya, Salomo,
mengatakan, ”Anggur membuat kehidupan penuh sukacita.”—Mz 104:15; Pkh 10:19.
Lambang-Lambang.
Markus bercerita tentang roti yang digunakan oleh Yesus ketika menetapkan
Perjamuan Malam Tuan, ”Seraya mereka melanjutkan makan, ia mengambil roti,
mengucapkan berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka, dan
mengatakan, ’Ambillah, ini mengartikan tubuhku.’” (Mrk 14:22) Roti yang
disebutkan adalah roti yang sudah tersedia dari perjamuan Paskah yang selesai
dirayakan oleh Yesus dan murid-muridnya. Roti ini tidak beragi, karena ragi
tidak boleh ada dalam rumah-rumah orang Yahudi selama Paskah dan Perayaan Kue
Tidak Beragi yang terkait. (Kel 13:6-10) Dalam Alkitab ragi digunakan untuk
memaksudkan keadaan berdosa. Roti yang tidak beragi memang tepat sebab
melambangkan tubuh jasmani Yesus yang bebas dari dosa. (Ibr 7:26; 9:14; 1Ptr
2:22, 24) Roti yang tidak beragi itu pipih bentuknya dan getas; jadi roti
itu dipecah-pecahkan sewaktu dihidangkan, sebagaimana layaknya kebiasaan pada
waktu itu. (Luk 24:30; Kis 27:35) Sebelumnya, Yesus pernah secara mukjizat
melipatgandakan roti untuk ribuan orang; ia memecah-mecahkannya agar dapat
dibagi-bagikan. (Mat 14:19; 15:36) Oleh karena itu, memecah-mecahkan roti
Peringatan tampaknya tidak memiliki makna penting secara rohani.
Setelah Yesus
mengedarkan roti, ia mengambil cawan, kemudian ”memanjatkan syukur dan
memberikannya kepada mereka, dan mereka semua minum dari cawan itu. Dan ia
mengatakan kepada mereka, ’Ini mengartikan ”darah perjanjianku”, yang akan
dicurahkan demi kepentingan banyak orang’”. (Mrk 14:23, 24) Ia menggunakan
anggur yang sudah berfermentasi, bukan sari buah anggur yang belum
berfermentasi. Anggur yang dimaksudkan dalam Alkitab adalah minuman anggur yang
sesungguhnya, bukan sari buah anggur yang belum berfermentasi. (Lihat ANGGUR
DAN MINUMAN KERAS.) Anggur yang berfermentasi, dan bukan sari buah anggur,
dapat membuat ”kirbat anggur yang tua” pecah, seperti yang Yesus katakan.
Musuh-musuh Yesus menuduhnya ”ketagihan minum anggur”, suatu tuduhan yang tidak
masuk akal seandainya ”anggur” hanya memaksudkan sari buah anggur. (Mat 9:17;
11:19) Anggur yang sesungguhnya tersedia untuk perayaan Paskah yang telah
selesai, dan memang dapat selayaknya digunakan oleh Kristus sewaktu menetapkan
Peringatan untuk kematiannya. Tidak diragukan bahwa anggur itu berwarna merah,
karena hanya anggur merah yang cocok digunakan untuk melambangkan darah.—1Ptr
1:19.
Perjamuan Persekutuan.
Di Israel kuno seseorang boleh mengadakan perjamuan persekutuan. Ia akan
membawa seekor binatang ke tempat suci untuk disembelih. Sebagian dari binatang
korban dipersembahkan di atas mezbah menjadi ’bau yang menenangkan bagi
Yehuwa’. Sebagian diberikan kepada imam yang sedang bertugas, dan sebagian lain
kepada para imam, yaitu putra-putra Harun, dan si pembawa persembahan beserta
keluarganya juga turut ambil bagian dalam perjamuan tersebut. (Im 3:1-16;
7:28-36) Orang yang dalam keadaan ”najis” menurut Hukum tidak boleh memakan
korban persekutuan, dengan sanksi akan ”dimusnahkan dari antara bangsanya”.—Im
7:20, 21.
Perjamuan Malam
Tuan juga adalah perjamuan persekutuan, karena para pesertanya makan bersama.
Allah Yehuwa terlibat sebagai Pencipta penyelenggaraan tersebut, Yesus Kristus
adalah korban tebusannya, dan saudara-saudara rohaninya makan lambang-lambang
sebagai peserta. Fakta bahwa mereka makan di ”meja Yehuwa” menandakan bahwa
mereka berdamai dengan Yehuwa. (1Kor 10:21) Memang, persembahan persekutuan
kadang-kadang disebut ”persembahan damai”.—Im 3:1, Rbi8, ctk.
Orang-orang yang
mengambil bagian dalam perjamuan, dengan memakan roti dan meminum anggur,
mengakui bahwa mereka memiliki persekutuan dengan Kristus, dalam persatuan yang
sepenuhnya. Rasul Paulus mengatakan, ”Cawan berkat yang kita berkati, bukankah
itu suatu persekutuan dengan darah Kristus? Roti yang kita pecah-pecahkan,
bukankah itu suatu persekutuan dengan tubuh Kristus? Karena ada satu roti, maka
meskipun kita banyak, kita adalah satu tubuh, karena kita semua mengambil
bagian dari satu roti itu.”—1Kor 10:16, 17.
Dengan mengambil
bagian, orang-orang ini menunjukkan bahwa mereka berada dalam perjanjian baru
dan menerima manfaat-manfaatnya, yaitu pengampunan dosa dari Allah melalui
darah Kristus. Mereka dengan sepatutnya menghargai nilai ”darah perjanjian”
yang olehnya mereka disucikan. (Ibr 10:29) Tulisan-Tulisan Kudus menyebut
mereka ”pelayan dari suatu perjanjian baru”, karena melayani
kepentingan-kepentingannya. (2Kor 3:5, 6) Dan memang tepat bagi mereka
untuk ambil bagian dari roti lambang itu karena mereka dapat mengatakan, ”Dengan
’kehendak’ tersebut kita telah disucikan melalui persembahan tubuh Yesus
Kristus, sekali untuk selamanya.” (Ibr 10:10) Mereka ambil bagian dalam
penderitaan Kristus dan kematian seperti yang ia alami, yakni kematian karena
integritas. Mereka berharap untuk ambil bagian dalam ”kebangkitan yang sama
dengan kebangkitannya”, suatu kebangkitan kepada kehidupan yang tidak
berkematian dalam tubuh rohani.—Rm 6:3-5.
Mengenai setiap
peserta dalam jamuan makan itu, rasul Paulus menulis, ”Barang siapa makan roti
atau minum cawan Tuan dengan tidak layak, akan bersalah sehubungan dengan tubuh
dan darah Tuan. Pertama-tama hendaklah seseorang meneliti apakah dirinya layak,
dan setelah itu biarlah ia makan roti dan minum cawan itu. Karena ia yang makan
dan minum, makan dan minum penghakiman atas dirinya sendiri jika ia tidak
memahami tubuh itu.” (1Kor 11:27-29) Praktek-praktek yang najis dan tidak
selaras dengan Alkitab, atau yang munafik akan membuat seseorang tidak memenuhi
syarat untuk turut makan. Apabila ia turut makan dalam kondisi seperti itu,
artinya ia makan dan minum penghukuman bagi dirinya. Ia tidak menghargai korban
Kristus, tujuannya, dan maknanya. Ia memperlihatkan sikap tidak respek dan
menghinanya. (Bdk. Ibr 10:28-31.) Orang seperti itu berada dalam keadaan
bahaya ’dimusnahkan dari antara umat Allah’, sebagaimana orang di Israel yang
turut makan dari perjamuan persekutuan selagi berada dalam keadaan najis.—Im
7:20.
Sebenarnya, Paulus
membandingkan Perjamuan Malam Tuan dengan perjamuan persekutuan orang Israel
ketika ia pertama-tama menyebutkan tentang orang-orang yang mengambil bagian
dalam persekutuan bersama Kristus dan kemudian mengatakan, ”Pandanglah Israel
jasmani: Bukankah mereka yang makan korban-korban itu ikut mendapat bagian
bersama mezbah itu? . . . Kamu tidak dapat minum cawan Yehuwa dan
juga cawan hantu-hantu; kamu tidak dapat mengambil bagian dari ’meja Yehuwa’
dan juga meja hantu-hantu.”—1Kor 10:18-21.
Orang-Orang yang Mengambil
Bagian dan Hadirin Lain pada Perjamuan. Yesus mengumpulkan ke-12 rasulnya dan
mengatakan kepada mereka, ”Aku ingin sekali makan jamuan paskah ini bersama
kamu sebelum aku menderita.” (Luk 22:15) Namun, catatan Yohanes sebagai saksi
mata menunjukkan bahwa sebelum Yesus menetapkan perjamuan Peringatan, ia
menyuruh pergi Yudas, pengkhianat itu. Selama perjamuan Paskah, Yesus, setelah
mengetahui bahwa Yudas adalah orang yang mengkhianatinya, mencelupkan roti dari
perjamuan Paskah serta memberikannya kepada Yudas, lalu menyuruh dia pergi.
(Yoh 13:21-30) Catatan Markus juga menyebutkan urutan peristiwa-peristiwa ini.
(Mrk 14:12-25) Setelah itu, dalam Perjamuan Malam Tuan, Yesus mengedarkan roti
dan anggur kepada ke-11 rasulnya yang masih ada di situ, menyuruh mereka untuk
makan dan minum. (Luk 22:19, 20) Kemudian ia menyebut mereka sebagai
”orang-orang yang berpaut bersamaku dalam cobaan-cobaanku”, yang menyiratkan
bahwa Yudas sudah disuruh pergi.—Luk 22:28.
Tidak ada bukti
bahwa Yesus sendiri makan roti yang diedarkan itu atau minum dari cawan
tersebut selama perjamuan Peringatan. Tubuh serta darah yang ia serahkan adalah
demi mereka dan untuk mengesahkan perjanjian baru, sarana untuk menghapus
dosa-dosa mereka. (Yer 31:31-34; Ibr 8:10-12; 12:24) Yesus tidak mempunyai
dosa. (Ibr 7:26) Ia memperantarai perjanjian baru antara Allah Yehuwa dan
orang-orang yang dipilih sebagai rekan-rekan Kristus. (Ibr 9:15; lihat
PERJANJIAN.) Selain para rasul yang hadir pada perjamuan tersebut, akan ada
orang-orang lain yang membentuk ’Israel rohani milik Allah’, ”kawanan kecil”,
yang akhirnya akan menjadi raja dan imam bersama Kristus. (Gal 6:16; Luk 12:32;
Pny 1:5, 6; 5:9, 10) Oleh karena itu, semua saudara rohani Kristus di
bumi adalah orang-orang yang turut ambil bagian setiap kali perjamuan ini
diadakan. Mereka ternyata adalah ”buah sulung tertentu dari makhluk-makhluk
ciptaannya” (Yak 1:18), yang dibeli dari umat manusia sebagai ”buah sulung bagi
Allah dan bagi Anak Domba”, dan dalam penglihatan Yohanes disingkapkan
berjumlah 144.000 orang.—Pny 14:1-5.
Para pengamat tidak
turut ambil bagian. Tuan Yesus Kristus menyingkapkan bahwa, pada waktu
kehadirannya, akan ada orang-orang yang berbuat baik kepada saudara-saudara
rohaninya, dengan mengunjungi mereka sewaktu mereka membutuhkannya dan memberi
mereka bantuan. (Mat 25:31-46) Apakah orang-orang ini, yang menghadiri perayaan
Perjamuan Malam Tuan, memenuhi syarat sebagai orang-orang yang ambil bagian
dari lambang-lambang? Alkitab mengatakan bahwa Allah akan menyediakan, melalui
roh kudus-Nya, bukti dan jaminan bagi mereka yang memenuhi syarat untuk ambil
bagian dari lambang-lambang sebagai ”ahli waris Allah, tetapi sesama ahli waris
bersama Kristus”, bahwa mereka adalah putra-putra Allah. Rasul Paulus menulis,
”Roh itu sendiri memberikan kesaksian bersama roh kita bahwa kita adalah
anak-anak Allah.” Ia selanjutnya menjelaskan bahwa ada orang-orang lain yang
mendapat manfaat dari penyelenggaraan Allah bagi putra-putra ini, ”Sebab dengan
penantian yang penuh kerinduan ciptaan sedang menunggu disingkapkannya
putra-putra Allah.” (Rm 8:14-21) Karena sesama ahli waris bersama Kristus akan
’memerintah sebagai raja-raja dan imam-imam atas bumi’, Kerajaan itu akan
mendatangkan manfaat bagi orang-orang yang hidup di bawah Kerajaan tersebut.
(Pny 5:10; 20:4, 6; 21:3, 4) Orang-orang yang menerima manfaatnya
dengan sendirinya berminat akan Kerajaan itu serta perkembangannya. Jadi,
orang-orang demikian akan menghadiri dan merayakan Perjamuan Malam Tuan, namun
bukan sebagai sesama ahli waris bersama Kristus dan putra-putra rohani Allah,
mereka tidak akan ambil bagian dari lambang-lambang sebagai orang-orang yang
ambil bagian dalam kematian Kristus, dengan harapan untuk dibangkitkan kepada
kehidupan di surga bersamanya.—Rm 6:3-5.
Tidak Ada Transubstansiasi
atau Konsubstansiasi. Yesus masih memiliki tubuh jasmaninya sewaktu mengedarkan
roti. Tubuh itu, semuanya dan seluruhnya, harus dipersembahkan sebagai korban
yang sempurna, tanpa cacat bagi dosa pada petang berikutnya (pada hari yang
sama pada kalender Ibrani, 14 Nisan). Darahnya pun masih ia miliki
seutuhnya untuk korban yang sempurna itu. ”Dia telah mencurahkan jiwanya [yang
ada dalam darah] ke dalam kematian.” (Yes 53:12; Im 17:11) Dengan demikian,
selama perjamuan malam tersebut ia tidak melakukan mukjizat transubstansiasi,
dengan mengubah roti menjadi daging harfiah maupun anggur menjadi darah
harfiah. Dengan alasan yang sama, tidak dapat benar-benar dikatakan bahwa ia
secara mukjizat menyebabkan daging dan darahnya ada atau tercampur di dalam
roti dan anggur, sebagaimana dikatakan oleh para penganut doktrin konsubstansiasi.
Hal ini tidak
bertentangan dengan kata-kata Yesus di Yohanes 6:51-57. Dalam ayat-ayat
tersebut Yesus tidak membahas Perjamuan Malam Tuan; penyelenggaraan seperti itu
baru ditetapkan satu tahun kemudian. ”Makan” dan ”minum” yang disebutkan dalam catatan
ini dilakukan secara kiasan dengan memperlihatkan iman akan Yesus Kristus,
sebagaimana ditunjukkan oleh ayat 35 dan 40.
Selain itu, makan
daging dan darah manusia yang sesungguhnya adalah kanibalisme. Oleh karena itu,
orang-orang Yahudi yang tidak memperlihatkan iman dan tidak memahami benar
pernyataan Yesus tentang makan dagingnya dan minum darahnya, sangatlah
terkejut. Hal ini menunjukkan pandangan orang Yahudi tentang makan daging dan
darah manusia, sebagaimana ditanamkan oleh Hukum.—Yoh 6:60.
Tambahan pula,
meminum darah berarti melanggar hukum Allah kepada Nuh, sebelum adanya
perjanjian Hukum. (Kej 9:4; Im 17:10) Tuan Yesus Kristus tidak akan pernah
menyuruh orang melanggar hukum Allah. (Bdk. Mat 5:19.) Lagi pula, Yesus
memerintahkan, ”Teruslah lakukan ini sebagai peringatan akan aku,” bukan untuk menjadikan
aku korban.—1Kor 11:23-25.
Oleh karena itu,
roti dan anggur adalah lambang, yang menggambarkan daging dan darah Kristus
secara kiasan, sama seperti kata-katanya mengenai makan dagingnya dan minum
darahnya. Yesus mengatakan kepada orang-orang yang merasa tersinggung oleh
kata-katanya, ”Sesungguhnya, roti yang akan kuberikan adalah dagingku demi
kehidupan dunia.” (Yoh 6:51) Itu diserahkan pada waktu kematiannya sebagai
korban pada tiang siksaan. Tubuhnya dikubur dan disingkirkan oleh Bapaknya
sebelum tubuhnya melihat kebinasaan. (Kis 2:31) Tidak seorang pun pernah makan
bagian apa pun dari daging atau darahnya, secara harfiah.
Peringatan yang Tertib
dan Patut. Keadaan rohani sidang Kristen di Korintus menurun, dalam beberapa
hal, sehingga sebagaimana yang rasul Paulus katakan, ”Banyak di antara kamu
lemah dan sering sakit, dan cukup banyak yang tidur dalam kematian.” Sebagian
besar hal ini terjadi karena kesalahpahaman mereka tentang Perjamuan Malam Tuan
serta maknanya. Mereka tidak merespek kesucian peristiwa tersebut. Ada yang membawa
makan malam mereka untuk disantap sebelum atau selama perhimpunan. Di antara
mereka ada orang-orang yang makan dan minum terlalu banyak dan menjadi mabuk,
sedangkan orang-orang lain dalam sidang yang belum makan malam merasa lapar dan
merasa malu di hadapan orang-orang yang mempunyai banyak. Dalam keadaan
mengantuk atau dengan pikiran yang melantur, mereka tidak bisa menyantap
lambang-lambang dengan penghargaan. Selain itu, ada perpecahan dalam sidang
karena di antara mereka ada yang lebih menyukai Petrus, yang lain lebih memilih
Apolos, dan ada pula yang mengharapkan Paulus menjadi pemimpin. (1Kor 1:11-13;
11:18) Mereka tidak dapat memahami bahwa perjamuan itu seharusnya menandaskan
persatuan. Mereka tidak sepenuhnya menyadari seriusnya hal ini, bahwa
lambang-lambang itu menggambarkan tubuh serta darah Tuan dan bahwa perjamuan
tersebut adalah peringatan kematiannya. Paulus menandaskan bahaya besar atas
orang-orang yang ambil bagian tanpa memahami fakta-fakta tersebut.—1Kor
11:20-34.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar