Mencari
Gen ”Kekekalan”
BANYAK peradaban mempunyai dongeng atau fabel yang berupaya menjelaskan mengapa manusia mati. Di Afrika, misalnya, salah satu legenda mengisahkan bahwa Allah mengutus seekor bunglon untuk membawakan kekekalan bagi manusia, tetapi ia berjalan begitu lambat sehingga kadal lain, yang membawakan berita kematian, tiba lebih dahulu. Manusia yang naif itu telanjur menerima berita sang kadal sehingga ia tidak jadi menerima kekekalan.
Selama berabad-abad, para filsuf berupaya menjawab pertanyaan: Mengapa manusia mati? Pada abad keempat SM, filsuf Yunani Aristoteles mengajarkan bahwa kelangsungan hidup manusia bergantung pada kesanggupan tubuh untuk menyeimbangkan antara panas dan dingin. Ia mengatakan, ”Kematian selalu disebabkan oleh kekurangan panas.” Di pihak lain, Plato mengajarkan bahwa manusia mempunyai jiwa yang tak berkematian yang tetap hidup setelah tubuh mati.