Minggu, 24 Februari 2013

Sel tak berkematian

Mengapa
Kita Menjadi Tua dan Mati?

”JIKA bukan karena penemuan bahwa perubahan usia terjadi di dalam sel-sel individu,” demikian pengakuan Dr. Leonard Hayflick, ”kita tidak akan tahu lebih banyak sekarang mengenai penyebab dasar dari penuaan dibandingkan dengan apa yang kita ketahui seabad yang lalu.” Sebenarnya, ia mengatakan, ”Kita tidak mengetahui alasan yang tepat mengapa penuaan harus terjadi.”

Percobaan-percobaan laboratorium yang dilakukan kira-kira 30 tahun yang lalu menyingkapkan bahwa bila sel-sel yang normal dari manusia yang diambil dari janin dibiakkan di bawah kondisi terbaik, kematian akan terjadi setelah sel-sel tersebut membelah diri sebanyak kira-kira 50 kali. Di lain pihak, sel-sel yang diambil dari orang yang sangat tua membelah diri hanya antara dua dan sepuluh kali sebelum sel-sel itu mati. Jadi, buku National Geographic Society The Incredible Machine menyatakan, ”Bukti hasil percobaan mendukung gagasan bahwa kematian sudah diprogram dalam diri kita masing-masing pada saat dilahirkan.”

Akan tetapi, apakah berhentinya pembelahan sel tidak dapat dihindari? Tidak, itu dapat dihindari. ”Memang,” demikian pendapat dua pakar dalam masalah-masalah penuaan, Profesor Robert M. Sapolsky dan Profesor Caleb E. Finch, ”tampaknya penuaan bukanlah keadaan yang mula-mula dari makhluk-makhluk hidup di bumi.” Ironisnya, bahkan beberapa sel manusia yang tidak normal sekarang tidak menjadi tua.

Buku The Body Machine, yang diedit oleh Dr. Christiaan Barnard, yang melakukan transplantasi perdana dari jantung antarmanusia, menjelaskan, ”Ditemukannya ’sel-sel yang tidak berkematian’ merupakan masalah yang menggelisahkan para pakar biologi yang tertarik pada masalah-masalah penuaan, hingga akhirnya menjadi jelas bahwa itu adalah sel-sel yang abnormal.” Ya, beberapa keturunan sel-sel kanker dapat dipelihara dalam pembiakan yang terus-menerus melalui pembelahan yang tampaknya tidak pernah berakhir! The World Book Encyclopedia menyatakan, ”Jika para ilmuwan dapat memastikan bagaimana sel-sel yang abnormal semacam itu dapat tetap hidup, mereka dapat memperoleh pemahaman mengenai proses penuaan pada sel.” Maka, saat ini, beberapa sel kanker rupanya dapat berkembang biak secara tidak terbatas dalam laboratorium, tetapi hasil pembiakan sel yang normal menjadi tua dan mati.

Mekanisme
yang Cacat

Apakah proses penuaan dan kematian pada manusia adalah akibat dari, sebagaimana dinyatakan The Body Machine, ”hilangnya kapasitas untuk berkembang biak pada populasi sel [normal]”? Jika demikian, kata buku itu, ”adalah penting untuk menemukan dan memahami mekanisme yang mengendalikan kapasitas repetitif yang terbatas ini agar kita dapat memanipulasinya dalam upaya untuk meningkatkan jangka hidup manusia”.

Seperti yang mungkin Anda ingat dari artikel sebelumnya. Dr. Hayflick berbicara tentang ”mukjizat yang menghantar kita dari pembuahan kepada kelahiran dan selanjutnya kepada kematangan seksual dan kedewasaan”. Ia kemudian mengacu pada ”mekanisme yang lebih elementer untuk sekadar mempertahankan mukjizat tersebut untuk selama-lamanya”.

Meskipun adanya upaya terpadu selama bertahun-tahun, para ilmuwan telah gagal untuk menemukan suatu mekanisme yang akan mempertahankan kehidupan selama-lamanya. ”Penyebab penuaan tetap misterius,” demikian buku The Incredible Machine mengakui.

Akan tetapi, penyebab dari penuaan dan kematian sebenarnya bukanlah rahasia. Jawabannya tersedia.

Apa
Jawabannya?

Pribadi yang mempunyai jawabannya adalah pribadi yang bertanggung jawab atas ”mukjizat yang menghantar kita dari pembuahan kepada kelahiran”, Pencipta kita yang mahabijaksana, Allah Yehuwa. ”Pada-Mu ada sumber hayat,” kata Alkitab tentang-Nya. ”Ketahuilah, bahwa [Yehuwa]lah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita.”—Mazmur 36:10; 100:3.

Pikirkan betapa dengan menakjubkan Allah Yehuwa memprogram perkembangan Anda di dalam rahim, seolah-olah menuliskan sebuah buku yang berisi instruksi untuk membuat Anda seseorang yang unik! ”Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku,” tulis seorang pemazmur Alkitab. ”Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi . . . mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis.” (Mazmur 139:13, 15, 16) Jelaslah, organisme kita yang dirancang secara menakjubkan tidak terjadi secara kebetulan!

Tetapi, jika Allah Yehuwa menciptakan kita sempurna sehingga kita dapat hidup selama-lamanya, mengapa kita menjadi tua dan mati? Jawabannya ditemukan dalam suatu larangan yang diberikan kepada manusia pertama, Adam, yang Allah taruh di suatu tempat kediaman yang indah di bumi. Allah memberi perintah kepadanya, ”Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.”—Kejadian 2:16, 17.

Apa yang terjadi? Sebaliknya daripada menaati Bapak surgawinya, Adam tidak taat, ikut bersama istrinya, Hawa, makan dari pohon itu. Dengan mementingkan diri mereka mengambil janji palsu dari seorang malaikat pemberontak. (Kejadian 3:1-6; Penyingkapan 12:9) Jadi, seperti yang telah diperingatkan Allah, mereka mati. Meskipun Adam dan Hawa dirancang dengan potensi untuk hidup selama-lamanya, hal ini bergantung pada ketaatan kepada Allah. Dengan berlaku tidak taat, mereka berbuat dosa. Kemudian, sebagai pedosa, mereka meneruskan kepada semua keturunan mereka cacat yang menyebabkan kematian dalam tubuh mereka. ”Demikianlah kematian menyebar kepada semua orang.”—Roma 5:12; Ayub 14:4.

Akan tetapi, hal ini tidak berarti bahwa tidak ada harapan untuk menaklukkan penuaan dan kematian. Tidak sulit untuk percaya bahwa Pencipta kita yang mahabijaksana dapat menyembuhkan kelainan genetika apa pun dan menyediakan energi untuk kelangsungan kehidupan kita selama-lamanya. Tetapi bagaimana Ia akan melakukan hal ini? Dan apa yang harus kita lakukan untuk menikmati janji-Nya berupa kehidupan abadi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar