Senin, 04 Maret 2013

Penciptaan

Penciptaan
Definisi:
Penciptaan, sebagaimana dijelaskan Alkitab, berarti bahwa Allah Yang Mahakuasa merancang dan membuat alam semesta ini, termasuk pribadi-pribadi roh lain dan semua jenis kehidupan dasar di bumi.

Dalam
dunia yang modern dan ilmiah ini, apakah masuk akal untuk mempercayai penciptaan?

”Hukum-hukum alam di alam semesta ini begitu tepat sehingga tidak sulit bagi kita untuk membuat sebuah pesawat ruang angkasa untuk pergi ke bulan dan dapat menghitung lamanya perjalanan itu sedemikian tepatnya sampai ke bagian-bagian dari satu detik. Hukum-hukum ini pasti telah ditetapkan oleh suatu pribadi.”—Dikutip dari Wernher von Braun, yang banyak berperan dalam mengirim para astronaut Amerika ke bulan.

Alam

semesta jasmani: Jika Saudara melihat sebuah jam yang tepat jalannya, apakah Saudara akan menyimpulkan bahwa benda itu terbentuk secara kebetulan, karena partikel-partikel debu berhamburan menjadi satu? Jelas, seseorang yang mempunyai kecerdasan telah membuatnya. Ada ”jam” yang bahkan lebih menakjubkan. Planet-planet dalam tata surya kita, juga bintang-bintang di seluruh alam semesta, bergerak dengan ketepatan yang lebih tepat daripada jam-jam yang dirancang dan dibuat oleh manusia. Galaksi tempat tata surya kita berada mencakup lebih dari 100 miliar bintang, dan para astronom memperkirakan ada 100 miliar galaksi demikian di alam semesta. Jika sebuah jam merupakan rancangan yang cerdas, terlebih lagi alam semesta yang jauh lebih luas dan rumit ini! Alkitab menggambarkan Perancangnya sebagai ”Allah yang benar, Yehuwa, Pencipta langit dan Pribadi Agung yang membentangkannya”.—Yes. 42:5; 40:26; Mz. 19:1.

Planet

Bumi: Jika Saudara melintasi sebuah padang gurun yang tandus, dan melihat sebuah rumah yang indah, yang diperlengkapi dengan berbagai hal dan penuh dengan persediaan makanan, apakah Saudara akan menganggap rumah itu ada di sana karena suatu ledakan yang kebetulan? Tidak; Saudara akan berpikir bahwa seseorang yang mempunyai banyak hikmat telah membangunnya. Nah, para ilmuwan masih belum menemukan kehidupan di planet mana pun di tata surya kita kecuali di bumi; bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa planet-planet lain tandus. Planet ini seperti dikatakan buku The Earth, adalah ”keajaiban alam semesta, planet yang unik”. (New York, 1963, Arthur Beiser, hlm. 10) Bumi kita berada pada jarak yang tepat dari matahari untuk kehidupan manusia, dan ia bergerak dengan kecepatan yang tepat untuk tetap berada dalam orbitnya. Atmosfer, seperti yang hanya terdapat di sekeliling bumi, terbentuk dari jumlah perbandingan gas yang tepat untuk menunjang kehidupan. Menakjubkan sekali, sinar matahari, karbon dioksida dari udara, dan air serta mineral dari tanah yang subur bergabung untuk menghasilkan makanan bagi penduduk bumi. Apakah semua ini hasil dari suatu ledakan yang tidak terkendali di ruang angkasa? Science News mengakui, ”Tampaknya keadaan yang sedemikian istimewa dan tepat tidak mungkin timbul dengan sembarangan.” (24 dan 31 Agustus 1974, hlm. 124) Kesimpulan Alkitab masuk akal ketika menyatakan, ”Tentu, setiap rumah dibangun oleh seseorang, tetapi ia yang membangun segala perkara adalah Allah.”—Ibr. 3:4.

Otak

manusia: Komputer modern adalah hasil penyelidikan yang intensif dan perancangan yang saksama, tidak terjadi ”secara kebetulan”. Bagaimana dengan otak manusia? Tidak seperti hewan mana pun, otak seorang bayi manusia ukurannya menjadi tiga kali lipat pada tahun pertama. Pada umumnya cara otak berfungsi masih merupakan suatu misteri bagi para ilmuwan. Dalam diri manusia terdapat kesanggupan untuk mempelajari bahasa-bahasa yang rumit, menghargai keindahan, menggubah musik, merenungkan asal mula dan arti kehidupan. Ahli bedah otak Robert White mengatakan, ”Saya tidak mempunyai pilihan lain kecuali mengakui adanya suatu Kecerdasan Tertinggi, yang bertanggung jawab atas rancangan dan perkembangan hubungan otak-pikiran yang luar biasa—sesuatu yang jauh di luar batas pemahaman manusia.” (The Reader’s Digest, September 1978, hlm. 99) Perkembangan organ yang luar biasa ini dimulai dari sebuah sel kecil yang dibuahi dalam rahim. Dengan pengertian yang luar biasa, penulis Alkitab, Daud, mengatakan kepada Yehuwa, ”Aku akan menyanjungmu karena dengan cara yang membangkitkan rasa takut, aku dibuat secara menakjubkan. Pekerjaan-pekerjaanmu menakjubkan, sebagaimana jiwaku benar-benar menyadarinya.”—Mz. 139:14.

Sel

yang hidup: Sebuah sel tunggal yang hidup kadang-kadang disebut sebagai bentuk kehidupan yang ”sederhana”. Namun, seekor hewan bersel satu dapat menangkap makanan, mencernakannya, membuang limbah, membangun rumah untuk diri sendiri dan melakukan kegiatan seks. Setiap sel tubuh manusia disamakan dengan sebuah kota yang dikelilingi tembok, yang mempunyai pemerintahan pusat untuk memelihara tata tertib, sebuah pembangkit listrik untuk menghasilkan energi, pabrik untuk membuat protein, sistem pengangkutan yang rumit, dan penjaga-penjaga untuk mengatur apa yang diizinkan masuk. Dan, satu tubuh manusia saja terdiri dari sebanyak 100 triliun sel. Betapa cocoknya kata-kata Mazmur 104:24, ”Betapa banyak pekerjaanmu, oh, Yehuwa! Semuanya itu kaubuat dengan hikmat.”

Apakah
Alkitab menyetujui gagasan bahwa Allah menggunakan evolusi untuk menghasilkan berbagai jenis benda hidup?

Kejadian 1:11, 12 mengatakan bahwa rumput dan pepohonan diciptakan sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat berkembang biak ”menurut jenisnya”. Ayat 21, 24, 25 menambahkan bahwa Allah menciptakan makhluk-makhluk di laut, makhluk-makhluk yang beterbangan dan binatang-binatang darat, masing-masing ”menurut jenisnya”. Jadi, di sini tidak mungkin suatu jenis utama berevolusi atau berubah menjadi jenis lain.

Berkenaan dengan manusia, Kejadian 1:26 melaporkan bahwa Allah mengatakan, ”Mari kita membuat manusia menurut gambar kita, sesuai dengan rupa kita.” Jadi, manusia akan mempunyai sifat-sifat seperti Allah, bukan ciri-ciri yang hanya merupakan perkembangan dari sifat-sifat seekor hewan. Kejadian 2:7 menambahkan, ”Allah Yehuwa membentuk manusia [bukan dari suatu bentuk kehidupan yang sudah ada sebelumnya tetapi] dari debu tanah dan mengembuskan ke dalam lubang hidungnya napas kehidupan.” Tidak ada petunjuk tentang evolusi di sini, tetapi sebaliknya, gambaran tentang suatu ciptaan baru.

Apakah
Allah menciptakan segala variasi organisme yang jumlahnya jutaan di bumi dewasa ini?

Kejadian pasal 1 hanya mengatakan bahwa Allah menciptakan masing-masing ”menurut jenisnya”. (Kej. 1:12, 21, 24, 25) Ketika mengadakan persiapan untuk Air Bah sedunia pada zaman Nuh, Allah memerintahkan agar masing-masing anggota dari tiap ’jenis’ binatang darat dan burung-burung dimasukkan ke dalam bahtera. (Kej. 7:2, 3, 14) Tiap ’jenis’ mempunyai kemampuan genetis untuk menghasilkan banyak variasi. Jadi, menurut laporan ada lebih dari 400 turunan anjing dan lebih dari 250 turunan dan jenis kuda. Semua variasi hewan apa pun yang dapat saling menghasilkan keturunan adalah satu ”jenis” di Kejadian. Demikian pula, semua variasi manusia—orang-orang Asia, Afrika, Kaukasia, mereka yang seperti orang Dinka yang tinggi badannya sekitar dua meter di Sudan dan bertubuh pendek seperti orang-orang Pigmi yang tingginya sekitar satu meter—berasal dari satu pasangan yang semula, Adam dan Hawa.—Kej. 1:27, 28; 3:20.

Mengapa
ada persamaan dasar dalam struktur benda-benda hidup?

”Allah . . . menciptakan segala sesuatu.” (Ef. 3:9) Jadi, segala sesuatu mempunyai Perancang Agung yang sama.

”Segala sesuatu menjadi ada melalui dia [Putra satu-satunya yang diperanakkan Allah, yang menjadi Yesus Kristus ketika berada di bumi], dan tanpa dia, tidak satu perkara pun menjadi ada.” (Yoh. 1:3) Jadi, ada satu Pekerja Ahli dan melalui dia Yehuwa melaksanakan pekerjaan penciptaan-Nya.—Ams. 8:22, 30, 31.

Apa
asal mula bahan baku yang membentuk alam semesta ini?

Para ilmuwan mempelajari bahwa materi adalah suatu bentuk energi yang terkonsentrasi. Hal ini diperlihatkan oleh ledakan senjata-senjata nuklir. Ahli astrofisika, Josip Kleczek, menyatakan, ”Kebanyakan dan kemungkinan semua partikel dasar dapat diciptakan melalui energi yang menjadi materi.”—The Universe (Boston, 1976), Jil. 11, hlm. 17.

Dari manakah asalnya energi demikian? Setelah bertanya, ”Siapa yang menciptakan hal-hal ini [bintang dan planet]?”, Alkitab menyatakan berkenaan dengan Allah Yehuwa, ”Karena energi dinamisnya yang berlimpah, dan kekuasaannya sangat besar, tidak satu pun dari mereka tidak hadir.” (Yes. 40:26) Jadi, Allah sendiri adalah Sumber dari semua ”energi dinamis” yang dibutuhkan untuk menciptakan alam semesta.

Apakah
seluruh ciptaan jasmani diselesaikan dalam enam hari saja pada suatu waktu antara 6.000 sampai 10.000 tahun yang lalu?

Fakta-fakta tidak selaras dengan kesimpulan tersebut: (1) Cahaya dari nebula Andromeda dapat terlihat pada malam yang terang di belahan bumi sebelah utara. Dibutuhkan kira-kira 2.000.000 tahun agar cahaya itu mencapai bumi, yang menunjukkan bahwa alam semesta ini pasti sedikitnya berumur jutaan tahun. (2) Produk akhir pembusukan radioaktif dalam batu-batuan bumi membuktikan bahwa ada pembentukan batu-batuan yang tidak terganggu selama bermiliar-miliar tahun.

Kejadian 1:3-31 tidak membahas permulaan penciptaan materi atau benda-benda angkasa. Ayat itu menggambarkan penyiapan bumi yang sudah ada untuk dapat didiami manusia. Hal ini termasuk diciptakannya berbagai jenis tumbuh-tumbuhan pokok, kehidupan di laut, unggas, binatang darat, dan pasangan manusia pertama. Semua ini dikatakan terlaksana dalam suatu jangka waktu enam ”hari”. Akan tetapi, kata Ibrani yang diterjemahkan ”hari” mempunyai bermacam-macam arti, termasuk ’suatu waktu yang lama; jangka waktu yang meliputi satu peristiwa yang luar biasa’. (Old Testament Word Studies, Grand Rapids, Mich.; 1978, W. Wilson, hlm. 109) Ungkapan yang digunakan menyampaikan buah pikiran bahwa ”hari” bisa saja ribuan tahun panjangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar