Kamis, 21 Maret 2013

Terimalah roh allah,bukan roh dunia.


Terimalah


Roh Allah, Bukan Roh Dunia


”Kita tidak menerima roh dunia, melainkan roh yang berasal dari Allah, agar kita mengetahui perkara-perkara yang dengan baik hati telah Allah berikan kepada kita.”—1 KOR. 2:12.


ORANG Kristen sejati sedang berperang! Musuh kita sangat kuat, licik, dan sudah kawakan. Ia mempunyai senjata yang begitu efektif sehingga mayoritas umat manusia telah ditundukkan. Tetapi, kita tidak perlu merasa tak berdaya atau putus asa. (Yes. 41:10) Kita memiliki pertahanan yang tak tertembus dan tahan gempuran.


2


Peperangan kita bukan secara jasmani, melainkan rohani. Musuh kita Setan Si Iblis, dan senjata utama yang ia gunakan adalah ”roh dunia”. (1 Kor. 2:12) Pertahanan vital kita melawan serangannya adalah roh Allah. Agar selamat dari peperangan ini dan tetap perkasa secara rohani, kita perlu meminta roh Allah lalu mempertunjukkan buahnya dalam kehidupan kita. (Gal. 5:22, 23) Nah, apa roh dunia itu, dan bagaimana roh itu menjadi demikian berpengaruh? Bagaimana kita bisa menentukan apakah roh dunia sedang memengaruhi kita? Dan, apa yang bisa kita pelajari dari Yesus perihal menerima roh Allah dan menolak roh dunia?


Roh


Dunia—Mengapa Begitu Merebak?


3


Roh dunia berasal dari Setan, ”penguasa dunia ini”, dan roh itu berlawanan dengan roh kudus Allah. (Yoh. 12:31; 14:30; 1 Yoh. 5:19) Itu adalah kecenderungan yang dominan dari dunia dan menggerakkan orang-orang untuk bertindak. Daya pendorong ini membuat masyarakat manusia berseberangan dengan kehendak dan maksud-tujuan Allah.


4


Bagaimana roh yang Setan promosikan menjadi begitu merebak? Pertama-tama, Setan menipu Hawa di Taman Eden. Ia meyakinkan dia bahwa dengan bebas dari Allah, kehidupannya akan lebih baik. (Kej. 3:13) Ia benar-benar pendusta! (Yoh. 8:44) Kemudian, melalui wanita itu, ia menggiring Adam untuk tidak loyal kepada Yehuwa. Karena pilihan Adam, umat manusia dijual ke dalam dosa, sehingga mewarisi kecenderungan untuk mengikuti roh ketidaktaatan Setan.—Baca Efesus 2:1-3.


5


Setan juga memengaruhi sejumlah besar malaikat, yang menjadi hantu-hantu. (Pny. 12:3, 4) Pengkhianatan terhadap Allah itu terjadi beberapa waktu sebelum Air Bah zaman Nuh. Malaikat-malaikat itu percaya bahwa akan lebih baik jika mereka meninggalkan kedudukan yang ditetapkan bagi mereka di surga dan melampiaskan nafsu yang tidak wajar di bumi. (Yud. 6) Dengan bantuan para hantu tersebut, yang kemudian kembali ke alam roh, Setan ”menyesatkan seluruh bumi yang berpenduduk”. (Pny. 12:9) Yang menyedihkan, mayoritas umat manusia buta akan adanya pengaruh hantu-hantu.—2 Kor. 4:4.


Apakah


Roh Dunia Memengaruhi Saudara?


6


Banyak-orang buta akan adanya pengaruh Setan, tetapi tidak demikian dengan orang Kristen sejati yang mengetahui taktik-taktiknya. (2 Kor. 2:11) Sebenarnya, roh dunia tidak bisa memengaruhi kita kecuali kita membiarkannya. Mari kita periksa empat pertanyaan yang akan turut menyingkapkan apakah kita sedang dipengaruhi roh Allah atau roh dunia.


7


Apa yang disingkapkan oleh hiburan yang saya pilih tentang diri saya? (Baca Yakobus 3:14-18.) Setan berupaya membuat kita terasing dari Allah dengan menggoda kita untuk mengasihi kekerasan. Iblis tahu bahwa Yehuwa membenci siapa pun yang mengasihi kekerasan. (Mz. 11:5) Maka, Setan berupaya memanfaatkan bacaan, film, musik, dan game elektronik—beberapa di antaranya mengajak pemainnya menyimulasikan amoralitas dan kebrutalan yang bejat—untuk memikat hasrat daging kita. Setan tidak berkeberatan jika sebagian hati kita mengasihi apa yang benar asalkan sebagiannya lagi mengasihi apa yang jahat yang ia promosikan.—Mz. 97:10.


8


Sebaliknya, roh Allah menggerakkan orang-orang yang menerimanya untuk menjadi murni, suka damai, dan penuh belas kasihan. Kita sebaiknya bertanya, ’Apakah hiburan yang saya pilih memupuk sifat-sifat positif dalam diri saya?’ Hikmat yang datang dari atas ”tidak munafik”. Orang-orang yang dipengaruhi oleh roh Allah tidak memberitakan kemurnian dan kedamaian kepada sesama lalu asyik menonton kekerasan yang sadis dan amoralitas di rumah mereka sendiri.


9


Yehuwa mengharapkan pengabdian eksklusif. Tetapi, Setan akan puas dengan satu saja tindakan penyembahan, seperti yang ia minta dari Yesus. (Luk. 4:7, 8) Kita bisa bertanya, ’Apakah hiburan pilihan saya membuat saya memberikan kepada Allah pengabdian eksklusif? Apakah pilihan saya menyulitkan atau memudahkan saya untuk menolak roh dunia? Haruskah saya membuat penyesuaian untuk pilihan-pilihan yang akan datang?’


10


Bagaimana sikap saya terhadap harta materi? (Baca Lukas 18:24-30.) Roh dunia mempromosikan ”keinginan mata” dengan menyulut ketamakan dan materialisme. (1 Yoh. 2:16) Roh itu memupuk dalam diri banyak orang tekad untuk menjadi kaya. (1 Tim. 6:9, 10) Roh itu akan membuat kita percaya bahwa berlimpahnya hal materi bakal memberikan keamanan yang langgeng. (Ams. 18:11) Namun, jika kita membiarkan cinta akan uang menggantikan kasih kita kepada Allah, Setan bakal menang. Kita perlu merenung, ’Apakah kehidupan saya telah berpusat pada pengejaran kenyamanan dan kesenangan materi?’


11


Kontrasnya, Firman yang diilhamkan roh Allah menganjurkan kita untuk berpandangan seimbang soal uang dan untuk bekerja keras demi menafkahi diri sendiri dan keluarga. (1 Tim. 5:8) Roh Allah membantu orang-orang yang menerimanya untuk mencerminkan kepribadian Yehuwa yang murah hati. Mereka dikenal sebagai orang yang suka mengulurkan, dan bukan menadahkan tangan. Mereka lebih menghargai orang daripada barang dan dengan senang hati berbagi apa yang mereka miliki bila mereka mampu melakukannya. (Ams. 3:27, 28) Dan, mereka tidak pernah membiarkan upaya mengejar uang menjadi lebih penting daripada melayani Allah.


12


Kepribadian saya mencerminkan roh yang mana? (Baca Kolose 3:8-10, 13.) Roh dunia menggalakkan perbuatan daging. (Gal. 5:19-21) Kita akan benar-benar diuji berkenaan dengan roh mana yang memengaruhi kita, bukan saat keadaan baik-baik saja melainkan ketika seorang saudara atau saudari, misalnya, tidak-menghiraukan, menyakiti, atau bahkan berdosa terhadap kita. Selain itu, di rumah kita sendiri, bisa kelihatan nyata roh mana yang lebih berpengaruh. Saudara mungkin patut mengintrospeksi diri, ’Selama enam bulan terakhir, apakah kepribadian saya sudah lebih mirip Kristus, atau apakah kebiasaan buruk saya dalam tutur kata dan tingkah laku justru kambuh?’


13


Roh Allah bisa membantu kita ’menanggalkan kepribadian lama bersama praktek-prakteknya’ dan mengenakan ”kepribadian baru”. Itu akan membantu kita menjadi lebih pengasih dan baik hati. Kita akan cenderung saling mengampuni dengan lapang hati, sekalipun tampaknya ada alasan yang sah untuk mengeluh. Jika melihat ketidakadilan, kita tidak akan lagi bereaksi dengan menumpahkan ”kebencian dan kemarahan dan murka dan teriakan serta cacian”. Sebaliknya, kita akan berupaya keras memiliki ”keibaan hati yang lembut”.—Ef. 4:31, 32.


14


Apakah saya merespek dan mencintai standar moral Alkitab? (Baca Amsal 3:5, 6.) Roh dunia mencerminkan pemberontakan terhadap Firman Allah. Orang-orang yang dipengaruhi roh ini mengabaikan bagian Alkitab yang mereka anggap tidak cocok karena lebih menyukai tradisi dan filsafat manusia. (2 Tim. 4:3, 4) Ada yang sama sekali mengesampingkan Firman Allah. Mereka mempertanyakan faedah dan keaslian Alkitab, menjadi berhikmat di mata mereka sendiri. Mereka mengencerkan standarnya yang murni tentang perzinaan, homoseksualitas, dan perceraian. Mereka mengajarkan bahwa ”kebaikan itu jahat dan kejahatan itu baik”. (Yes. 5:20) Apakah kita telah dipengaruhi oleh roh ini? Apakah kita mengandalkan hikmat manusia, termasuk gagasan kita sendiri, sewaktu menghadapi problem? Atau apakah kita berjuang mengikuti nasihat Alkitab?


15


Roh Allah menghasilkan dalam diri kita respek akan Alkitab. Seperti pemazmur, kita memandang firman Allah sebagai pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan kita. (Mz. 119:105) Kita tidak bersandar pada hikmat kita sendiri tetapi dengan yakin mengandalkan Firman Allah yang tertulis untuk membantu kita membedakan yang benar dari yang salah. Kita belajar tidak hanya untuk merespek Alkitab tetapi juga untuk mencintai hukum Allah.—Mz. 119:97.


Belajar


dari Teladan Yesus


16


Untuk menerima roh Allah, kita harus mengembangkan ”pikiran Kristus” dalam diri kita. (1 Kor. 2:16) Untuk memiliki ”sikap mental yang sama dengan yang dimiliki Kristus Yesus”, kita harus tahu cara ia berpikir dan bertindak lalu menirunya. (Rm. 15:5; 1 Ptr. 2:21) Perhatikan beberapa cara kita dapat melakukannya.


17


Berdoalah memohon roh Allah. Sebelum menghadapi cobaan, Yesus berdoa memohon agar roh Allah membantunya. (Luk. 22:40, 41) Kita pun perlu meminta roh kudus kepada Allah. Dengan senang hati dan murah hati, Yehuwa memberikannya kepada semua yang memintanya dalam iman. (Luk. 11:13) Yesus berkata, ”Teruslah minta, dan itu akan diberikan kepadamu; teruslah cari, dan kamu akan menemukan; teruslah ketuk, dan itu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta menerima, dan setiap orang yang mencari menemukan, dan bagi setiap orang yang mengetuk akan dibukakan.”—Mat. 7:7, 8.


18


Sewaktu kita mencari roh dan bantuan Yehuwa, jangan terlalu cepat berhenti meminta. Kita mungkin perlu lebih sering dan lebih lama berdoa. Adakalanya, Yehuwa membiarkan para pemohon mempertunjukkan dalamnya keprihatinan mereka dan tulusnya iman mereka sebelum Ia menjawab doa-doa mereka.


19


Taatilah Yehuwa sepenuhnya. Yesus selalu melakukan hal-hal yang menyenangkan Bapak-nya. Setidaknya pada satu peristiwa, cara yang Yesus inginkan untuk menghadapi suatu situasi berbeda dengan apa yang Bapak-nya inginkan. Namun, dengan yakin ia berkata kepada Bapak-nya, ”Bukanlah kehendakku, melainkan kehendakmu yang terjadi.” (Luk. 22:42) Renungkanlah, ’Apakah saya menaati Allah biarpun sulit?’ Ketaatan kepada Allah mutlak perlu bagi kehidupan. Kita berutang ketaatan yang penuh kepada-Nya sebagai Pembuat kita, Sumber dan Penunjang kehidupan kita. (Mz. 95:6, 7) Ketaatan tidak dapat digantikan oleh apa pun. Tanpa ketaatan, mustahil kita mendapat perkenan Allah.


20


Kenali betul isi Alkitab. Ketika menangkis serangan langsung Setan atas imannya, Yesus mengutip Tulisan-Tulisan Kudus. (Luk. 4:1-13) Kala berhadapan dengan para penentang dari kalangan agama, Yesus menggunakan Firman Allah sebagai wewenangnya. (Mat. 15:3-6) Seluruh kehidupan Yesus berkisar seputar mengenal dan menggenapi hukum Allah. (Mat. 5:17) Kita pun ingin mengisi pikiran kita dengan Firman Allah yang menguatkan iman. (Flp. 4:8, 9) Mencari waktu untuk pelajaran pribadi dan keluarga bisa jadi sulit bagi beberapa dari kita. Namun, alih-alih mencari waktu, kita mungkin harus menyediakan waktu.—Ef. 5:15-17.


21


”Budak yang setia dan bijaksana” telah membantu kita untuk memiliki waktu guna belajar pribadi dan keluarga melalui pengaturan malam Ibadat Keluarga setiap minggu. (Mat. 24:45) Apakah Saudara memanfaatkan pengaturan ini dengan bijaksana? Agar terbantu memperoleh pikiran Kristus, dapatkah Saudara menyertakan dalam sesi pelajaran Saudara pembahasan sistematis tentang apa yang Yesus ajarkan mengenai topik pilihan Saudara? Saudara bisa memanfaatkan Indeks Publikasi Menara Pengawal untuk menemukan ulasan informatif tentang topik yang Saudara cari. Misalnya, dari 2008 sampai 2010, edisi umum majalah ini memuat 12 artikel dari seri yang bertema ”Apa yang Yesus Ajarkan”. Saudara mungkin ingin menggunakan artikel-artikel ini sebagai bahan pelajaran. Sejak 2006, Sedarlah! memuat rubrik ”Apa Jawabannya?” Kuis ini dirancang untuk turut memperluas dan memperdalam pengetahuan Saudara akan Firman Allah. Cobalah sertakan bahan dari rubrik ini dalam acara Ibadat Keluarga Saudara secara berkala.


Kita


Dapat Menaklukkan Dunia


22


Agar dituntun oleh roh Allah, kita harus menolak roh dunia. Hal itu tidak mudah dilakukan, dan bisa jadi membutuhkan pergulatan serta perjuangan keras. (Yud. 3) Tetapi, kita bisa menang! Yesus berkata kepada murid-muridnya, ”Dalam dunia kamu mengalami kesengsaraan, tetapi tabahlah! Aku telah menaklukkan dunia.”—Yoh. 16:33.


23


Kita pun bisa menaklukkan dunia jika kita menolak rohnya dan berbuat sebisa-bisanya untuk menerima roh Allah. Ya, ”jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan menentang kita?” (Rm. 8:31) Dengan menerima roh Allah dan mengikuti arahannya yang diuraikan dalam Alkitab, kita akan menemukan kepuasan, kedamaian, kebahagiaan, dan jaminan untuk hidup abadi dalam dunia baru yang sudah sangat dekat.


 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar